Diriku

Di dalam hati yang setia tersembunyi bara,

Temperamen menggelegar, namun kemarahan sunyi berada,

Diam-diam aku menyimpan amarahnya yang dalam,

Tersinggung oleh hal sekecil apapun dan tentang agama dan prinsip yang dijunjung tinggi.

kamu memiliki rasa cemburu meluap bagai ombak,

Mengerti, itulah yang aku nantikan,

Segala yang aku berikan, menjadi saksi bisu kesetiaannya,

Namun, di mata kamu, aku tak lebih dari bayangan.

Hanya ingin dimengerti, itulah yang aku rindukan,

Namun hati mu terlalu buta untuk melihat,

Setia saya berdiri, setia saya menunggu,

Namun kamu tetap terjebak dalam keraguan.

Begitu banyak usaha aku lakukan,

Untuk membuat kamu percaya,

Namun, kecemburuan dan ketidakpercayaan itu,

Tetap menghantuimi, bagai bayangan yang tak pernah pergi.

Mungkin pernah disatu hari kamu berpikir bahwa dirimu tak begitu rupawan dibanding wanita lain diluar sana, namun percayalah kamu lebih hebat dari apa yang kamu pikirkan dan buktinya adalah aku begitu mendambakanmu jauh dari hari-hari yang lalu.

Tak perlu kamu merasa gusar tentang semua yang ada pada dirimu, disini ada aku yang siap menerima semua baik burukmu.

Sekalipun ketulusan ini tak sampai padamu aku berharap jangan pernah berkecil hati dan mengutuk diri untuk semua yang Tuhan beri.

Semua indah tentangmu tak ada satupun yang buatku ragu untuk terus menjadi temanmu sepanjang umur, jadi jangan pernah takut untuk menjadi dirimu sendiri

Biarlah waktu yang menjadi saksi,

Pada kesetiaannya yang tak pernah luntur,

Mungkin suatu saat nanti,

Kamu akan mengerti dan percaya pada aku.

Aku rela menunggu, dengan sabar dan penuh cinta,

Meski hatiku terluka oleh keraguan yang menghantui,

Setiap hari, aku berusaha membuktikan kesetiaanmu,

Namun, kamu masih ragu, masih tak percaya.

Tapi kamu tetap setia, tak pernah berpaling,

Meski hatimu terluka oleh kecurigaan,

Aku yakin, suatu hari nanti,

Kamu akan melihat dan mengerti,

Bahwa cintaku adalah yang sejati,

Dan kesetiaanku takkan pernah pudar.

Biarlah cinta menjadi pemandu,

Menuntun kita melewati lorong kegelapan keraguan,

Dan pada akhirnya, di ujung jalan itu,

Kita akan bersama, dalam kepercayaan dan cinta yang tulus,

Seperti dua jiwa yang tak terpisahkan,

Menyatu dalam ikatan yang abadi, di bawah sinar mentari yang selalu bersinar.

"Ketika aku berdoa

agar aku diajarkan mencintai seseorang dengan cara yang terbaik, aku membayangkan orang tersebut adalah kau.

Aku memang sudah mencintaimu, tapi aku ingin belajar

untuk mencintaimu lebih.

Lebih dalam, lebih baik, dan lebih bijak."

Jakarta April 2024 -airin